Tepatnya empat bulan
yang lalu pada masa - masa waiting for open house, dimana semua siswa kelas x
sudah mulai muncul senyum diwajahnya begitupula aku. Aku sangat senang
mendengar berita bahwa open house tinggal 1 minggu lagi. Itu berarti orang
tuaku akan segera dating ke IC. Pada hari terakhir UTS, aku langsung ke CSA dan
menyalakan laptopku. Tujuan utamaku adalah untuk membuka LINE dan mengonfirmasi
ke mamaku mengenai rencananya untuk hadir pada saat open house. Aku dengan
antusias menyampaikan informasi mengenai tempat dan waktu acara tersebut. Kebetulan
mamaku juga bertanya tentang hari berlangsungnya acara tersebut agar bisa mempersiapkan
tiket keberangkatan satu hari sebelumnya ataupun pagi-pagi sekali pada hari H
nya. Setelah selesai, aku browsing sembari menunggu balasan selanjutnya. Ternyata
mamaku member jawaban yang aneh. Beliau bilang bahwa beliau punya rencana lain
karena satu minggu setelah open house nanti katanya mama papa dan keluarga
besar akan ke bandung untuk menghadiri sedekahan pamanku. Sehingga kata beliau,
lebih baik tidak usah datang dulu pada hari open house dan diganti dengan sabtu
depannya. Sebenarnya aku merasa kecewa dengan rencana itu, tapi aku mengerti
dan aku sudah bisa menerima kenyataan itu. Satu minggu berlalu dan open
housepun tiba, aku merasa biasa saja dan tetap tegar walaupun tidak dikunjungi
orang tua karena disisi lain aku bahagia satu minggu lagi aku akan inkus dan bisa
ikut ke bandung. Hari-hari setelah open house berjalan seperti biasanya, tugas –
tugas mulai banyak bahkan ulangan harian sudah menanti.
Terus kubuka LINEku dan
ku seringkan mengirim pesan untuk kepastian kedatangan keluargaku pada akhir
pekannya. Tibalah hari jumat, pulang sekolah aku membuka laptop di CSA dan
mengirim pesan lagi mengenai rencana besok hari. Aku menunggu agak lama dan
akhirnya djawab. Perasaan bahagia sudah ada sejak pagi hari, tetapi akhirnya
luntur karena jawaban dari mamaku yang menyatakan bahwa kedatangan mereka batal
karena ada suatu musibah. Aku langsung menangis didepan laptopku membaca pesan
yang menyatakan bahwa papaku (naudzubillahimindzalik) terjatuh dari tangga pagi
hari nya dan ada sedikit keretakan pada tumitnya. Hal itu menyebabkan papa tidak
bisa ikut pergi dan semuanya tidak jadi pergi. Aku betul-betul sedih
sesedih-sedihnya umat(hoho :’(. Oleh karena itu, mamaku bilang kepadaku untuk
bersabar dan doakan papa agar tidak terjadi apa-apa. Padahal tiga hari sebelum
hari H papaku sudah mengajukan surat izin untuk ikut ke bandung. Dan pada pagi
harinya, bu Reisa menemuiku dan menanyakan mengenai surat izin itu dan menyuruh
untuk mengonfirmasi, tetapi dengan sedihnya aku bilang bahwa rencananya tidak
jadi.
Akibat kejadian itu, mama dan papa tidak bisa mengunjungiku dulu sekitar
3 bulan, karena kata dokter papa harus beristirahat selama waktu tersebut. Dan sedihnya
lagi, papa tidak bisa bekerja selama 3 bulan karena kendala kaki tersebut,
tetapi pihak perusahaanya memberikan dispensasi sampai dengan tanggal 19
desember. Oleh karena itu, pada tanggal 19 desember 2015, hari dimana aku bisa
pulang kerumah ternyata papa harus berangkat kerja selama tiga minggu dan
beliau menggunakan sepatu safety untuk mengurangi rasa sakit selama perjalanan.
Sehingga selama liburan di rumah aku tidak bertemu dengan papa. Dan papa balik
kembali ke Indoneisa pada tanggal 9 januari kemarin dan rencananya ingin datang
ke IC tapi ternyata hanya dapat libur 2 minggu dan masih banyak kerjaan yang
beu diselesaikan, kedatangan itu ditunda lagi. Sampai masa ini, kejadian inilah
yang paling menyedihkan karena sejak bulan Oktober aku belum bertemu langsung
dengan papa, komunikasi hanya dilakukan via telepon angkatan ataupun LINE. Semoga
papa selalu dalam lindungan Allah dan rencana 2 minggu lagi Insyaallah
dimudahkan Allah. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar