Kelebihan dan Kekurangan
Teori-Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
Teori- teori yang telah dikemukakan para ahli belum tentu benar, teori
tersebut ada yang mendapatkan kritikan, tetapi ada juga yang mendapat dukungan.
Berikut kelebihan dan kelemahan masing-masing teori yang saya kutip dari
beberapa sumber :
1.
Teori Ksatria
Kelebihan :
Hal – hal berikut ini mendukung kebenaran teori ksatria,
·
Sejak dulu para ksatria memiliki semangat berpetualang untuk menaklukan
daerah lain.
·
Kelebihan teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli dalam pendapatnya :
ü
C.C Berg
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan diberi hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengan seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah.
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan diberi hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan dengan seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu berkembang dengan mudah.
ü
Mookerji
Mengemukakan bahwa para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
Mengemukakan bahwa para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
ü
J.L. Moens
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan diri karena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan diri karena peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru di Indonesia.
Kelemahan:
Tetapi teori Ksatria ini juga memiliki
kelemahan yaitu tidak adanya bukti tertulis bahwa telah terjadi kolonialisasi
oleh para Ksatria Hindu yang berasal dari india. Kelemahan lainnya
adalah sebagai berikut,
·
Para ksatria Tidak menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
·
Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-
kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan) yangmenggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan) yangmenggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
2.
Teori Waisya
Kelebihan :
Teori ini dapat dianggap kuat karena hal berikut ini,
Banyaknya sumber daya alam di Indonesia
membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli
di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia
berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka
berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.
Kelemahan
:
·
Teori Waisya di
ragukan kebenarannya, jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran
kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah
perdagangan saja, seperti di pelabuhan atau di pusat kota yang ada di dekatnya.
Kenyataannya, pengaruh kebudayaan hindu ini banyak terdapat di wilayah
pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak hindu
di pedalaman Pulau Jawa.
·
Para pedagang yang
termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.
Saya juga mengutip bantahan para ahli mengenai teori ini yang menyebabkan
teori ini lemah yaitu sebagai berikut :
§ Motif
mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu
sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja
dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan
membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
§ Mereka
lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya.
Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin
hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk
menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan.
Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah
pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga,
penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang
menjadi pedagang.
§ Meskipun
ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak
berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap
sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi
mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya
yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan
kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
§ Kaum
Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas
menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak
menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami
bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.
§ Tulisan
dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal
dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam
kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.
3.
Teori Brahmana
Kelebihan :
Banyak sekali kelebihan yang membuktikan teori ini terutama dari segi pengamatan
terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak hindu-buddha di
indonesia
·
Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana
sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu.
Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar
dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan
mampu menyiarkan agama Hindu.
·
Prasasti Indonesia yang pertama
menggunakan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya
digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sansekerta adalah
bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa
Sansekerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta
sehingga hanya kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
·
Karena kepala suku yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat
seperti raja-raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum
Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensyahkan kedudukan
kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan.
Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis rajanya
juga dinyatakan beragama Hindu, jika raja beragama Hindu maka rakyatnyapun akan
mengikuti rajanya.
·
Ketika menobatkan raja kaum Brahmana
pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para
Brahmana tersebut akan meniggalkan Kitab Weda-nya sebagai hadiah bagi sang
raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh sang raja dan digunakan
untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
·
Karena raja telah mengenal Brahmana
maka secara khusus raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan
istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di
Indonesia.
·
Sejak itu mulailah secara khusus kepala
suku-kepala suku yang lain yang tertarik terhadap budaya dan ajaran Hindu
mengundang kaum Brahmana untuk datang dan mengajarkan agama dan budaya India
kepada masyarakat Indonesia.
·
Teori ini didukung dengan adanya bukti
bahwa terdapat koloni India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populer
dengan nama Kampung Keling) yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India
Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinan dan
kematian).
Kelemahan :
Tapi teori ini pun diragukan kebenarannya,
alasannya adalah kendati benar hanya para Brahmana yang dapat membaca dan
menguasai Weda,
tetapi para pendeta hindu itu pantang menyebragi lautan. Selain itu bukti
kelemahannya adalah sebagai berikut
§ Mempelajari bahasa
Sansekerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh
raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya
bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum
Brahmana.
§ Menurut
ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi
meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan
kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia
bukan merupakan hal yang wajar
4.
Teori Arus Balik
Teori ini muncul karena banyaknya kelemahan-kelemahan yang timbul dari
beberapa teori yang telah disebutkan diatas, kelemahan-kelemahan itu sebagai
berikut :
·
Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan yang ada,
tenyata teori kolonisasi tidak mempunyai bukti yang kuat. Untuk hipotesis
Waisya, tidak terbukti bahwa kerajaan awal di Indonesia yang bercorak
Hindu-Buddha ditemukan di pesisir pantai, melainkan terletak di pedalaman. Kritikan
untuk hipotesis Ksatria, ternyata tidak ada prasasti yang menyatakan daerah
atau kerajaan yang ada di Indonesia pernah ditaklukkan atau dikuasai oleh para
Ksatria dan India.
·
Bila ada perkawinan antara
golongan Ksatnia dengan putri pribumi dan Indonesia, seharusnya ada keturunan
dan mereka yang ditemukan di Indonesia. Pada kenyataannya, hal itu tidak
ditemukan
·
Dilihatdani hasil karya seni, terdapat
perbedaan pembangunan antara candi-candi yang dibangun di Indonesia dengan
candi-candi yang dibangun di India.
·
Kritikan yang lain
adalah.dilihat darl sudut bahasa. Bahasa Sanskerta hanya dikuasai oleh para
Brahmana, tetapi kenapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu
adalah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan orang India.
Tetapi teori ini pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan
a.
Kelebihan :
·
Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke
India untuk belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu
yang mereka dapat dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan di Indonesi
dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha
b.
Kelemahan :
·
Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama
Hindu-Budha ke india sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat
pasif.
5.
Teori Sudra
Kelebihan :
·
Semua orang yang ada
pada kasta Sudra pasti ingin memperbaiki hidup, salah satu caranya adalah pergi
ke tempat lain seperti Indonesia
Kelemahan :
Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
·
Kasta
Sudra umumnya tidak memiliki ilmu pengetahuan/pendidikan
·
Biasanya jika ada
budak maka ada tuannya,maka jika pastilah ada kasta yang lebih tinggi dari
sudra yang membawa kasta Sudra ke Indonesia.
Sumber :