PERBEDAAN
FATAHILLAH DAN SUNAN GUNUNG JATI
Fatahillah merupakan tokoh
yang dikenal karena mengusir orang-orang dari Bangsa Portugis dari pelabuhan
perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama "Jayakarta" yang berarti Kota Kemenangan. Sampai saat ini
Fatahillah masih dianggap sebagai tokoh pendiri kota Jakarta. Pasca
keberhasilan menghancurkan Portugis di Sunda Kelapa, Fadhillah Khan
beroleh Gelar baru Yakni Fatahillah yang artinya kemenangan dari Alloh,
sedangkan tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai hari jadi ibukota Jakarta.
Ada beberapa pendapat mengenai
asal-usul Fatahillah.
·
Ada pendapat yang mengatakan bila Fatahillah berasal
dari Pasai, Aceh Utara,
yang kemudian pergi meninggalkan Pasai ketika daerah tersebut dikuasai
Portugis. Kemudian Fatahillah pun pergi ke Mekah, lalu ke tanah Jawa, Demak pada
masa pemerintahan Sultan Trenggono. Ada pendapat lain yang menjelaskan bahwa
Fatahillah ini merupakan putra dari raja Makkah (Arab) yang menikah dengan
putri kerajaan
Pajajaran. Pendapat lainnya lagi mengatakan bila Fatahillah dilahirkan
pada1448, dari pasangan Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir
keturunan Bani Hasyim dari Palestina, dengan Nyai Rara Santang putri raja
Pajajaran, Raden Manah Rasa. Berdasarkan Carita
Purwaka Caruban Nagari dijelaskan bahwa silsilah Sunan Gunung Jati yaitu bahwa
Nya Subanglarang ibu dari Nyai Lara Santang, nenek Sunan Gunung Jati adalah
putri dari Ki Gede Tapa. Ratu Singapura dan penguasa pelabuhan Muara Jati. Nya
Subang Larang lahir tahun 1404 dan menikah tahun 1422, kemudian dari
pernikahannya lahir putri Nyai Lara Santang pada tahun 1426.Nyai Lara Santang
menikah dengan Sultan Mahmud ari Mesir. Dari pernikahannya itu lahirlah Syarif
Hidayatullah pada tahun 1448. Sultan Mahmud
masih merupakan keturunan dari Nabi Muhammad s.a.w dan Syarif Hidayaatullah
merupakanketurunan yang ke 22. Jika dihitung dari masa hidup Rosulullah jangka
waktunya mencapai jarak 800 tahun.
·
Ada pula,
sumber sejarah yang mengatakan sebenarnya Fatahillah itu lahir di Asia Tengah
(mungkin di Samarqand), kemudian ia menimba ilmu ke Baghdad, dan mengabdikan
dirinya ke Kesultanan Turki, sebelum bergabung dengan Kerajaan Demak.
Namun pendapat ini juga tidak jelas berasal dari mana.
Pada 1972,
ditemukan sebuah naskah kuno di Indramayu, sehingga pandangan tentang tokoh
Fatahillah mulai berubah. Kitab kuno itu bernama Carita Purwaka Caruban Nagari,
yang ditulis pada 1720, oleh Pangeran Arya Carebon. Namun yang menjadi masalah,
masa penulisan kitab itu adalah 200 tahun setelah masa hidup Fatahillah. Kitab
itu pun masih diragukan keasliannya oleh banyak pihak karena banyaknya
kekeliruan penulisan.
·
Dari sumber
Sajarah Banten menyebutkan tokoh Sunan Gunung Jati sebagai seorang yang keramat. Dia
datang dari tanah Arab. Ayahnya berasal dari Yamani, sementara ibunya dari Bani
Israil. Raja Cirebon saat itu bernama Makdum, berasal dari Pasai (Sejarah
Nasional Indonesia Jilid III dan berbagai buku karangan H.J. de Graaf). Menurut
Carita Purwaka Caruban Nagari, tokoh dari Pasai itu bernama Fadhillah Khan,
diidentifikasi sebagai Fatahillah. Dia lahir pada 1490. Sementara tokoh Sunan
Gunung Jati, nama lain dari Syarif Hidayat, lahir pada 1448 di Mekah dan tiba
di Cirebon sekitar 1470. Dengan demikian Fatahillah dan Sunan Gunung Jati
merupakan dua tokoh yang berbeda.
·
Pada tahun
1568, Sunan Gunung Jati wafat, sedangkan cucu beliau yang direncanakan untuk
mengganti kedudukannya ( Pangeran Adipati Cirebon ) justru telah meninggal
lebih dahulu, oleh karena itu, Fatahillah diangkat menjadi Sultan Cirebon dan
masyarakat Cirebon sering menyebutnya sebagai Sunan Gunung Jati II. Mungkin
karena itulah orang sering keliru dan beranggapan bahwa Fatahillah dan Sunan
Gunung Jati adalah orang yang sama, padahal mereka jelas berbeda.
Hubungan Fatahillah dan Sunan
Gunung Jati
·
Dari
Penelitian terakhir menunjukkan Sunan Gunung Jati tidak sama dengan Fatahillah. Sunan
Gunung Jati adalah seorang ulama besar dan muballigh yang lahir turun-temurun
dari para ulama keturunan cucu Muhammad, Imam Husayn. Nama asli Sunan Gunung
Jati adalah Syarif Hidayatullah putra
Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Jamaluddin Akbar.
·
Sedangkan
Fatahillah adalah seorang Panglima Pasai, bernama Fadhlulah Khan, orang
Portugis melafalkannya sebagai Falthehan. Ketika Pasai dan Malaka direbut
Portugis, ia hijrah ke tanah Jawa untuk memperkuat armada kesultanan-kesultanan
Islam di Jawa (Demak, Cirebon dan Banten) setelah gugurnya Raden Abdul Qadir
bin Yunus (Pati Unus, menantu Raden Patah Sultan Demak pertama).
·
Pada akhir
1990-an, Sultan Sepuh Cirebon pun mengkonfirmasikan perbedaan dua tokoh ini
dengan menunjukkan bukti dua buah makam yang berbeda. Syarif Hidayatullah yang
bergelar Sunan Gunung Jati sebenarnya dimakamkan di Gunung Sembung, sementara
Fatahillah (yang menjadi menantu beliau dan
SUNAN GUNUNG JATI
|
SUNAN GUNUNG JATI II
|
Terlahir dengan nama Syarif Hidayatullah
|
Terlahir dengan nama Maulana Fadhillah
|
Lahir di Mesir/Champa tahun 1448
|
Lahir di Pasai tahun 1471
|
Putra Syarif Abdullah/sultan Mesir/Champa
|
Putra Mahdar Ibrahim ( Mufti
kesultanan Pasai )
|
Anggota majelis Walisongo generasi ke 3, 4
dan 5
|
Anggota majelis Walisongo generasi 4, 5 dan
6
|
Bergelar Kanjeng Sunan Jati Purbo Panetep
Panotogomo Auliya Alloh Kutubid Jaman Khalifatur Rosululloh, SAW
|
Bergelar Laksamana Khoja
Hasan/Fatahillah/Tubagus Pasai/Wong Agung Pasai/Sunan Gunung Jati II
|
http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Fatahillah
http://unes36.blogspot.co.id/2013/01/sunan-gunung-jati-dan-fatahillah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar