Jumat, 12 Februari 2016


Patung adalah tiruan bentuk orang atau hewan yang dibuat dengan bahan batu, kayu, dan lainlain. Adapun arca adalah patung yang dibuat dari batu.
a. Patung Gajah Mada

Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama “Sumpah Palapa”.




b. Patung Prajna Paramita
Patung Prajna Paramita merupakan patung perwujudan Ken Dedes istri Ken Arok, yang digambarkan sebagai Dewi Kebijaksanaan. Patung yang terletak di Candi Singasari, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari dengan pahatan yang sangat bagus.





c. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.




sumber : http://www.cpuik.com/2012/12/peninggalan-sejarah-hindu-dan-buddha.html



Prasasti disebut juga batu bertulis. Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya. Prasasti biasanya berisi mengenai kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. Contoh prasasti sebagai berikut.
a. Prasasti Kerajaan Tarumanegara antara lain Ciaruteun, Kebun Kopi, Tugu, Lebak, Jambu, Muara Cianten, dan Pasir Awi yang semuanya ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
b. Prasasti di Sumatra Selatan antara lain Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, dan Telaga Batu. Prasasti ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf Pallawa, yang dipahat dan ditulis sekitar abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tersebut antara lain berisi tentang peraturan kerajaan dan sanksi apabila melakukan pelanggaran, serta puji-pujian untuk kebesaran dan kemakmuran raja. Selain kelima prasasti tadi, juga ditemukan Prasasti Nalanda yang berisi tentang keturunan Dinasti Syailendra, silsilah Raja Balaputradewa, dan persahabatan dengan Kerajaan India. 
c. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.
d. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.
e. Prasasti di Kediri sekitar Sungai Brantas, Jawa Timur, antara lain Prasasti Padlegan, Palah, dan Panumbungan. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kediri.
f. Prasasti Dinoyo tahun 760 M, dekat Malang. Prasasti ini berisi tentang sebuah kerajaan yang berpusat di Kanyuruhan.
g. Prasasti Kalasan tahun 778 M, dekat Jogjakarta, memuat tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Rakai Panangkaran.
h. Prasasti Kedu tahun 907 M, berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu yang dipimpin Raja Balitung.
i. Prasati Adityawarman, ditemukan di daerah Batusangkar. Prasasti ini memakai bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sanskerta.
j. Prasasti Mulawarman, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.


Prasasti Ciaruteun
sumber : http://www.cpuik.com/2012/12/peninggalan-sejarah-hindu-dan-buddha.html
Pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkembang di Indonesia, kebudayaan dan kesusastraan juga mengalami kemajuan, terutama pada saat Kerajaan Majapahit. Karya-karya sastra peninggalan sejarah tersebut berupa cerita tertulis yang dikarang oleh para pujangga. Beberapa karya sastra di antaranya berupa kitab-kitab berikut ini.
a. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar pokok membuat candi.
b. Kitab Arjuna Wiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030. Kitab ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Kediri yang berisi tentang perjuangan Airlangga dalam mempertahankan Kerajaan Kediri.
c. Kitab Smaradahana dikarang oleh Mpu Darmaja, pada masa pemerintahan Raja Kameswara I, Kediri.
d. Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, Kediri.
e. Kitab Krisnayana ditulis oleh Mpu Triyana.
f. Kitab Hariwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh.
g. Kitab Negara Kertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Kitab ini merupakan sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Di dalam kitab ini muncul istilah Pancasila. 


h. Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular. Kitab ini berisi tentang hukum dan dijadikan dasar hukum di Kerajaan Majapahit. Dalam kitab ini menekankan prinsip keadilan dan tidak membedakan rakyat biasa dengan bangsawan. Jadi siapapun yang melanggar aturan atau undang-undang harus mendapat hukuman yang sesuai.
Teori Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia


Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tidak hanya berkembang di india, melainkan telah menyebar dan berkembang pula di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Hal ini bermula dari proses perdagangan antara Indonesia dengan India dan Cina.
Karena faktanya bahwa letak geografis kepulauan Indonesia yang strategis yaitu terletak di sebelah timur India dan menjadi kelanjutan dari daratan Asia Tenggara. Keberadaan Indonesia ini menimbulkan jalur lalu lintas perdagangan zaman kuno, yaitu India dan Cina. Pada awalnya, jalur perdagangan ini hanya menempuh jalur darat(jalur sutra) antara India dan Cina, tetapi lama-kelamaan perdagangan ini pun melewati Selat Malaka dan terjadilah hubungan antara Indonesia dengan India dan Cina.
Tetapi kita tidak lantas menjawab bahwa kebudayaan Hindu-Buddha yang menyebar di Indonesia berasal dari proses perdagangan tersebut. Oleh karena ketidakpastian itu muncullah beberapa pendapat para ahli yang dikemas dalam beberapa teori berikut ini : 
1.    Teori Ksatria – F.D.K Bosch-
Bosch

Menurut teori ini, Agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia akibat pengaruh para bangsawan. Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang beranggapan bahwa telah terjadi kolonisasi oleh orang-orang India. Daerah koloni ini menjadi pusat penyebaran budaya India. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai penaklukan melalui perang. Pemegang pereanan terhadap proses masuknya kebudayaanHindu- Buddha di Indonesia adalah golongan prajurit atau kasta ksatria. Menurut teori ini, budaya India masuk ke Indonesia dibawa oleh para ksatria denagn cara penaklukan daerah-daerah tertentu di Nusantara. Lahirnya teori ini didasari atas kekacauan politik di India yang mengakibatkan beberapa pihak yang kalah dalam peperangan tersebut terdesak dan akhirnya melarikan diri ke wilayah Indoneisa. Dengan demikian, teori ini menekankan bahwa orang – orang Indonesia dikuasai orang-orang India
Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:

a.
C.C. Berg
C.C.Berg Menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan   Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.

b.
Mookerji
Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.

c.
J.L. Moens
J.L. Moens  menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
2.      Teori Waisya - NJ. Krom-
krom 

Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudyaan Hindu-Budha. Menurutnya, orang India datang ke Indonesia unutk berdagang Para pedagang yang sudah terlebih dahulu mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat Indonesia.
Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali. Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Teori waisya menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke indonesia dibawa oleh orang-orang india yang berkasta waisya. Karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan kemudia menetap di indonesia. Bahkan banyak diantara para pedagang itu kawin dengan wanita Indonesia.

3.      Teori Brahmana - Jc.Van Leur-
Van Leur

Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh kasta Brahmana (golongan agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Teori ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hind  secara utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.

Teori brahmana menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke indonesia dilakukan oleh kaum brahmana. Kedatangan mereka ke indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama hindu. Kaum brahmana yang datang ke indonesia inilah yang menyebarkan agama hindu kepada masyarakat indonesia.
4.       Teori Arus Balik – F.D.K Bosch-
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang sebelumnya telah mengemukakan teori Ksatria. Teori arus balik ini sebetulnya adalah kelanjutan dari teori brahmana yang dikemukakan oleh Van Leur.
Menurut teori ini, yang telah berperan dalam penyebaran kebudayaan India di Indonesia adalah kaum cendekiawan Indonesia sendiri.   Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Para pendeta tersebut berkunjung untuk mengajarkan agama Hindu-buddha kepada calon-calon pendeta di kalangan istana.
Karena pengaruhnya itu, ada diantara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya dan timbul suatu ikatan langsung denagna India. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan memperdalam  agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, mereka menyebarkan ajaran yang telah mereka dapat di Ïndia.

5.    Teori sudra – Van Faber-
Teori ini dikemukakan oleh Van Faber. Teori ini menjelaskan bahwa di India terjadi banyak peperangan, akhirnya para budak bermigrasi ke wilayah Indonesia dan terjadi perkawinan campuran dengan masyarakat pribumi.

Dari kelima teori tersebut hanya teori brahmanalah yang dianggap sesuai dengan bukti- bukti yang ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya:

1. Agama hindu bukanlah agama yang demokratis karena urusan keagamaan menjadi monopoli brahmana, sehingga hanya golongan brahman yang berhak dan mampu menyiarkan agama  hindu

2. Prasasti indonesia yang pertama berbahasa sansekerta sedangkan di india sendiri  bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi kaum brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.

sumber : 
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
http://baldanhanin.weebly.com/blog/-teori-masuknya-hindhu-buddha-ke-indonesia


Minggu, 31 Januari 2016

Zaman Batu






Pada Zaman batu semua peralatan manusia dibuat dari batu. Zaman batu ini menurut perkembangannya dibedakan menjadi 4, yaitu:

1. Zaman batu tua (palaeolithicum)
Pada zaman ini memiliki ciri-ciri khusus, yaitu:
a. Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar.
b. Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.
c. Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu.
d. Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).
e. Belum mengenal seni.
f.  Hidupnya sangat tergantung pada alam sekitar mereka
g. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil agar memudahkan mereka bergerak dalam mencari makanan
h. Masih menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi 
BEBERAPA PENINGGALAN DI ZAMAN INI :
KAPAK GENGGAM
FLAKES
KAPAK PERIMBAS
2. Zaman batu madya (mesolithicum)
Zaman batu madya (mesolithicum) memiliki ciri-ciri khusus yang hampir sama dengan zaman palaeolithicum. Namun, ada beberapa tambahan sebagai beriukut:
a.  Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih     merupakan alat-alat batu kasar
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai hasil sampah dapur  yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
d. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche, yaitu gua-gua sebagai tempat tinggal antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
e. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble atau kapak sumatera) , Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
f. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
g. Manusia zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan pada dinding gua. Lukisan ini berbentuk cap tangan dan babi hutan.
h . Sudah mulai mengenal kepercayaan.
PENINGGALAN PADA ZAMAN INI :

PIPISAN
KAPAK PENDEK
ABRIS SOUS ROCHE
KJOKENMODDINGER
PEBBLE
       
3. Zaman batu muda (neolithicum)
Zaman ini merupakan revolusi pada masa prasejarah. Telah terjadi perubahan yang mendasar pada corak kehidupan dan cara bertempat tinggal maupun peralatan hidupnya. Zaman ini telah mengenal hasil-hasil kebudayaan sebagai berikut:
a. Peralatan sudah dihaluskan bahkan diberi tangkai.
b. Jenis alat yang diguakan adalah kapak persegi dan lonjong.
c. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu. Perhiasannya terbuat dari batu dan manik-manik.
d. Telah bertempat tinggal menetap/sedenter.
e. Telah memiliki kemampuan bercocok tanam.
f. Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
PENIGGALAN PADA ZAMAN INI :
KAPAK PERSEGI 
   
KAPAK LONJONG
4. Zaman batu besar (megalithicum)
Disebut zaman batu besar karena hasil-hasil kebudayaan umumnya terbuat dari batu dalam ukuran besar. peninggalan kebudayaan zaman ini adalah benda-benda berikut:
a. Menhir: yaitu suatu tugu yang terbuat dari batu besar. Biasanya menhir ini digunakan untuk tempat memuja arwah leluhur.
b. Dolmen: yaitu meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji.
c. Kubur batu: yaitu tempat menyimpan mayat. Kubur batu ini berbentuk persegi panjang, dan terbuat dari lempengan-lempengan batu.
d. Waruga: adalah kubur batu yang berbentuk kubus.
e. Sarkofagus: adalah kubur batu yang berbentuk lesung.  Sarkofagus terbuat dari satu batu.
f. Punden berundak: merupakan suatu bangunan yang terbuat dari batu. Batu-batu itu di susun berundak-undak atau bertingkat.

PENIGGALAN PADA ZAMAN INI : 
MENHIR
DOLMEN
PUNDEN BERUNDAK
KUBUR BATU
WARUGA

Pengalaman Menyenangkan

Salah satu Pengalaman menyenangkan selama hidupku adalah ikut tahun baruan di Jungle Land. Pada saat itu aku dan sepupuku berencana untuk menghabiskan akhir tahun di Jungle Land. Kami berangkat sejak pagi hari tanggal 31 Desember 2014, kami hanya diantar oleh tante dan kami berpetualang seharian di Jungle Land. Dengan bekal makanan dan uang yang diberikan kami siap mencobai semua wahana yang ada. Tetapi kami sempat kecewa jug karena pada pagi dan siang harinya hujan turun rintik-rintik dan perlahan –lahan menjadi deras sehingga pada waktu awal bukanya disaat semangat benar-benar membakar jiwa keinginan itu luntur karena ada beberapa wahana seru yang tidak bisa dinaiki akibat hujan yang melanda, wahana-wahana outdoorpun diamankan. Kami tidak mau membuang-buang waktu, oleh karena itu, kami pantang menyerah menikmati wahana-wahana indoor dan diulang-ulang walaupun sedikit membosankan.
            Kami dengan sabar menunggu hujan reda sambil duduk-duduk di bawah canopy dan menyantap makan siang. Setelah 2 jam menunggu, tepatnya pukul 3 sore hujanpun berhenti, kami langsung menuju ke wahana paling menantang yang kebetulan belum ada yang mengantri. Sore harinya, ada suatu cosplay event yang mengejutka kami. Beberapa tokoh kartun naruto dan anime lainnya hadir di cosplay pada hari itu bahkan ada juga hijab cosplay yang unik.

            Setelah malam tiba, dan hari mulai gelap dengan baju yang sudah basah kuyup(untung bawa baju ganti) kami menantikan pesta tahun baru di Jungle Land itu. Sembari menunggu tahun berganti, kami masih bisa menaiki semua wahan hingga pukul 9.30 malam. Untuk membalas dendam tadi siang, malam itu kami puaskan dengan menaiki wahana halilintar, petir, pesawa-pesawatan, dan boom-boom car berulang kali. Pengalaman itu sangat menyenangkan, kapan lagi bisa naik halilintar tiga kali berturut-turut tanpa berhenti. Tidka sekuat yag anda kira, kami semua pun merasa pusing dan termuntah setelah turun dari wahana tersebut. Selain itu, kejadian menyenangkannya lagi termasuk menaiki bianglala 5 kali dan menyaksikan letusan kembang api yang sudah mulai di daerah sekitar Jungle Land. Pada malam itu, Jungle Land dipenuhi laser laser raksasa yang menakjubkan. Kami pun dijemput sekitar pukul 00.30 pas setelah semua acara selesai, dan sebenarnya tanteku sudah datang sejak jam 22.00 dan menunggu di mobil. Kami sampai rumah sekitar pukul 2.30 dan kami semua tertidur lelap. Kami menganggap kami berada di Jugle Land sekitar 24 jam.

Pengalaman Menyedihkan

               Tepatnya empat bulan yang lalu pada masa - masa waiting for open house, dimana semua siswa kelas x sudah mulai muncul senyum diwajahnya begitupula aku. Aku sangat senang mendengar berita bahwa open house tinggal 1 minggu lagi. Itu berarti orang tuaku akan segera dating ke IC. Pada hari terakhir UTS, aku langsung ke CSA dan menyalakan laptopku. Tujuan utamaku adalah untuk membuka LINE dan mengonfirmasi ke mamaku mengenai rencananya untuk hadir pada saat open house. Aku dengan antusias menyampaikan informasi mengenai tempat dan waktu acara tersebut. Kebetulan mamaku juga bertanya tentang hari berlangsungnya acara tersebut agar bisa mempersiapkan tiket keberangkatan satu hari sebelumnya ataupun pagi-pagi sekali pada hari H nya. Setelah selesai, aku browsing sembari menunggu balasan selanjutnya. Ternyata mamaku member jawaban yang aneh. Beliau bilang bahwa beliau punya rencana lain karena satu minggu setelah open house nanti katanya mama papa dan keluarga besar akan ke bandung untuk menghadiri sedekahan pamanku. Sehingga kata beliau, lebih baik tidak usah datang dulu pada hari open house dan diganti dengan sabtu depannya. Sebenarnya aku merasa kecewa dengan rencana itu, tapi aku mengerti dan aku sudah bisa menerima kenyataan itu. Satu minggu berlalu dan open housepun tiba, aku merasa biasa saja dan tetap tegar walaupun tidak dikunjungi orang tua karena disisi lain aku bahagia satu minggu lagi aku akan inkus dan bisa ikut ke bandung. Hari-hari setelah open house berjalan seperti biasanya, tugas – tugas mulai banyak bahkan ulangan harian sudah menanti. 
           Terus kubuka LINEku dan ku seringkan mengirim pesan untuk kepastian kedatangan keluargaku pada akhir pekannya. Tibalah hari jumat, pulang sekolah aku membuka laptop di CSA dan mengirim pesan lagi mengenai rencana besok hari. Aku menunggu agak lama dan akhirnya djawab. Perasaan bahagia sudah ada sejak pagi hari, tetapi akhirnya luntur karena jawaban dari mamaku yang menyatakan bahwa kedatangan mereka batal karena ada suatu musibah. Aku langsung menangis didepan laptopku membaca pesan yang menyatakan bahwa papaku (naudzubillahimindzalik) terjatuh dari tangga pagi hari nya dan ada sedikit keretakan pada tumitnya. Hal itu menyebabkan papa tidak bisa ikut pergi dan semuanya tidak jadi pergi. Aku betul-betul sedih sesedih-sedihnya umat(hoho :’(. Oleh karena itu, mamaku bilang kepadaku untuk bersabar dan doakan papa agar tidak terjadi apa-apa. Padahal tiga hari sebelum hari H papaku sudah mengajukan surat izin untuk ikut ke bandung. Dan pada pagi harinya, bu Reisa menemuiku dan menanyakan mengenai surat izin itu dan menyuruh untuk mengonfirmasi, tetapi dengan sedihnya aku bilang bahwa rencananya tidak jadi. 
             Akibat kejadian itu, mama dan papa tidak bisa mengunjungiku dulu sekitar 3 bulan, karena kata dokter papa harus beristirahat selama waktu tersebut. Dan sedihnya lagi, papa tidak bisa bekerja selama 3 bulan karena kendala kaki tersebut, tetapi pihak perusahaanya memberikan dispensasi sampai dengan tanggal 19 desember. Oleh karena itu, pada tanggal 19 desember 2015, hari dimana aku bisa pulang kerumah ternyata papa harus berangkat kerja selama tiga minggu dan beliau menggunakan sepatu safety untuk mengurangi rasa sakit selama perjalanan. Sehingga selama liburan di rumah aku tidak bertemu dengan papa. Dan papa balik kembali ke Indoneisa pada tanggal 9 januari kemarin dan rencananya ingin datang ke IC tapi ternyata hanya dapat libur 2 minggu dan masih banyak kerjaan yang beu diselesaikan, kedatangan itu ditunda lagi. Sampai masa ini, kejadian inilah yang paling menyedihkan karena sejak bulan Oktober aku belum bertemu langsung dengan papa, komunikasi hanya dilakukan via telepon angkatan ataupun LINE. Semoga papa selalu dalam lindungan Allah dan rencana 2 minggu lagi Insyaallah dimudahkan Allah. Aamiin