HADAPI
PERSAINGAN EKONOMI GLOBAL
Saat ini dunia berada pada dua kutub
kekuatan besar ekonomi dunia yakni Amerika Serikat yang masih mewakili ideologi
liberalis dengan Tiongkok yang menggantikan Uni Sovyet mewakili ideologi
komunis. Abad 21 diyakini akan menjadi kebangkitan Asia, Tiongkok akan membuat
sejarah baru perekonomian dunia. Oleh karena itu, berbagai kerja sama ekonomi
antar negara semakin berkembang di Asia. Optimisme yang tinggi telah
menumbuhkan percaya diri bangsa Asia lainnya bahwa mereka juga bisa bangkit.
Apalagi jumlah penduduk Tiongkok merupakan yang terbesar di dunia, membuat
kebangkitan ekonomi di Tiongkok mampu mengubah peta ekonomi dunia. Kekuatan
ekonomi dunia mulai terbagi, Tiongkok di belahan bumi timur, dan Amerika
Serikat di barat.
Ditengah dua kekuatan ekonomi dunia tersebut, Indonesia dan negara-negara anggota KAA mempunyai peranan penting sebagai penyeimbang dari dua kutub ekonomi dunia tersebut.. KAA menjadi relevan bila diarahkan untuk mengelola perkembangan ekonomi global yang semakin tidak adil dan menguntungkan blok ekonomi tertentu. Negara-negara anggota KAA dapat berbagi kebijakan dalam mengelolah sektor-sektor strategis seperti energi dan perdagangan.
Ditengah dua kekuatan ekonomi dunia tersebut, Indonesia dan negara-negara anggota KAA mempunyai peranan penting sebagai penyeimbang dari dua kutub ekonomi dunia tersebut.. KAA menjadi relevan bila diarahkan untuk mengelola perkembangan ekonomi global yang semakin tidak adil dan menguntungkan blok ekonomi tertentu. Negara-negara anggota KAA dapat berbagi kebijakan dalam mengelolah sektor-sektor strategis seperti energi dan perdagangan.
Karena masa depan ekonomi dunia berada
pada negara-negara di Asia-Afrika. Potensi yang dimiliki adalah kekuatan
ekonomi global telah bergerak ke Asia yang ditandai dengan dominasi ekonomi
Tiongkok dan India. Ini merupakan sebuah modal besar untuk mewujudkan cita-cita
pada pendiri KAA dahulu. Biarpun India dan Tiongkok sebagai kekuatan besar
ekonomi,tetapi Indonesia memiliki kekuatan sejarah dan tradisi dalam menggalang
solidaritas negara-negara Asia Afrika.
Pemerintah mengajak negara-negara KAA dengan beberapa
cara, antara lain :
Pertama, Mengurangi ketergantungan
lembaga-lembaga keuangan global seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO),
Bank Dunia (World Bank), Dana Moneter Internasional (IMF) dan bank-bank
regional seperti Bank Pembangunan Asia (ADB). Karena lembaga-lembaga tersebut
terbukti tidak mampu memberikan daya saing dan stabilitas ekonomi bagi
negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Yang terjadi adalah tidak
terciptanya kemandirian ekonomi di negara-negara Asia dan Afrika.
Kedua, Mengubah pola pikir para pemimpin
negara-negara KAA tentang cara pembangunan ekonomi tidak harus dengan
lembaga-lembaga keuangan global tersebut. Contohlah Iran yang berhasil
membangun dan membangkitkan ekonomi negaranya ditengah embargo ekonomi dunia.
Ketiga, Memberikan masukan kepada
negara-negara peserta untuk mendirikan Bank sendiri yang diprakarsai oleh
negara-negara peserta guna menjadi penyeimbang lembaga keuangan yang ada
sebelumnya tanpa merubah tataran yang sudah ada. Sehingga diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara peserta secara mandiri tanpa ada
intervensi dari blok ekonomi lain.
Peluang
Presiden siap mewujudkannya dengan
didukung oleh Indonesia sebagai poros ekonomi baru dengan penggabungan antara
jalur sutra Tiongkok dan poros maritim Jokowi sebagai jalur konektivitas
perdagangan. Kesempatan pada KAA ini dapat dimanfaatkan untuk menjadikan
Indonesia sebagai jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua antara Asia
dengan Afrika.
Semakin berkembangnya ekonomi
negara-negara Asia-Afrika. Negara-negara Asia dan Afrika memilki porsi besar
dalam bidang perdagangan dan ekonomi dunia Sejumlah data menyebutkan bahwa
kawasan Asia Afrika memiliki potensi yang sangat besar, dengan pertumbuhan
ekonomi Asia sebesar 4,9 persen dan Afrika sebesar 4,3 persen dengan
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 51 persen dan investasi yang
meningkat cukup tajam. Pemeritah menyerukan untuk lebih meningkatkan kerja sama
dalam ekonomi dan perdagangan serta kebijakan dan tindakan tepat, khusunya
dalam meminimalkan perdagangan tarif dan non tarif, serta mendorong perdagangan
langsung. Hal ini diharapkan dapat mendorong peluang investasi kedua benua yang
sangat besar, terutama di bidang manufaktur, pertanian, infrastruktur dan
energi.
Kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar